Sejarah Asal Mula Aceh Disebut Serambi Mekkah
Aceh merupakan satu
provinsi yang hampir seratus persen masyarakatnya beragama Islam. Banyak ahli
sejarah, baik dalam maupun luar negeri yang berpendapat bahwa agama Islam pertama
sekali masuk ke Indonesia melalui Aceh.
Dalam sejumlah catatan, termasuk Wikipedia, bahwa
Marco Polo yang singgah di Perlak pada tahun 1292 menyatakan negeri itu sudah
menganut agama Islam. Begitu juga Samudera Pasai, berdasarkan makam yang
diketemukan di bekas kerajaan tersebut dan berita sumber-sumber yang ada bahwa
kerajaan ini sudah menjadi kerajaan Islam sekitar 1270.
Tentang sejarah
perkembangan Islam di daerah Aceh pada zaman-zaman permulaan itu, seperti
naskah-naskah yang berasal dari dalam negeri sendiri seperti Kitab Sejarah
Melayu, Hikayat Raja-Raja Pasai, tertulis, seorang mubaligh yang bernama Syekh
Ismail telah datang dari Mekkah sengaja menuju Samudera untuk mengislamkan
penduduk di sana.
Islam yang masuk ke Aceh
khususnya, dan Indonesia umumnya, pada mulanya mengikuti jalan-jalan dan
kota-kota dagang di pantai, kemudian barulah menyebar ke pedalaman. Para
pedagang dan mubaligh telah memegang peranan penting dalam penyebaran agama
Islam.
Secara historis
sosiologis, masuk dan berkembangnya Islam ke suatu daerah sangat kompleks.
Terdapat banyak permasalahan yang terkait dengannya, misalnya dari mana
asalnya, siapa yang membawa, apa latar belakangnya dan bagaimana dinamikanya,
baik dari segi ajaran Islam maupun pemeluknya.
Ada beberapa pendapat
yang menyatakan kapan masuknya Islam ke Aceh. Hamka, seperti dikutip Wikipedia,
berpendapat Islam masuk ke Aceh sejak abad pertama Hijriah (ke-7 atau 8 M)
namun ia menjadi sebuah agama populis pada abad ke-9 seperti pendapat Ali
Hasjmy.
Sedangkan para
orientalis seperti Snouck Hourgronje berpendapat Islam masuk pada abad ke-13 M
yang ditandai dengan berdirinya Kesultanan Samudra Pasai.
Zainuddin, seorang
sejarawan, mengatakan dalam Aceh Serambi Mekkah, bahwa sebagian besar catatan
sejarah tentang Aceh sebelum tahun 400 M tidak diketahui secara jelas. Bahkan,
catatan J Kreemer, seorang ilmuwan Islam, sebagaimana dikutip oleh Aboebakar
Atjeh menyebutkan bahwa sebelum tahun 1500 sejarah Aceh masih belum diketahui
orang.
Snouck Hurgronye menunjukkan
sedikit gambaran yang mengindikasikan adanya pengaruh Hindu di Aceh, dengan
memperhatikan cara berpakaian para wanita Aceh yang dikatakannya bersanggul
miring mirip dengan cara para wanita Hindu.
Masih menurut Snouck,
langsung atau tidak langsung, Hinduisme pada suatu waktu mengalir ke dalam
peradaban dan bahasa Aceh walaupun hal ini sangat sulit diteliti dalam riwayat
dan adat.
Julius Jacobseorang ahli
kesehatan yang pernah bertugas di Aceh tahun 1878 menyatakan bahwa pengaruh
Hindu atas penduduk setidak-tidaknya dapat ditemukan dengan kenyataan tentang
pemakaian nama-nama tempat dalam bahasa Hindu istilahnya terdapat dalam bahasa
Aceh.
Pertanyaan kita,
sebagaimana judul tulisan ini tentang asal mula Aceh disebut Serambi Mekkah,
bahwasanya, pada abad ke-15 M, Aceh pernah mendapat gelar yang sangat terhormat
dari umat Islam Nusantara dengan diberi julukan “Serambi Mekkah” .
Sebuah gelar yang penuh
bernuansa keagamaan, keimanan, dan ketakwaan. Pemberian gelar tersebut, menurut
analisis pakar sejarawan, ada 5 sebab mengapa Aceh menyandang gelar mulia itu.
1. Aceh merupakan daerah
perdana masuk Islam di Nusantara, tepatnya di kawasan pantai Timur, Peureulak,
dan Pasai. Dari Aceh Islam berkembang sangat cepat ke seluruh nusantara sampai
ke Filipina. Mubaligh-mubaligh Aceh meninggalkan kampung halaman untuk
menyebarkan agama Allah kepada manusia. Beberapa orang di antara Wali Songo
yang membawa Islam ke Jawa berasal dari Aceh, yakni Maulana Malik Ibrahim,
Sunan Ngampel, dan Syarif Hidayatullah.
2. Daerah Aceh pernah
menjadi kiblat ilmu pengetahuan di Nusantara dengan hadirnya Jami’ah
Baiturrahman (Universitas Baiturrahman) lengkap dengan berbagai fakultas. Para
mahasiswa yang menuntut ilmu di Aceh datang dari berbagai penjuru dunia, dari
Turki, Palestina, India, Bangladesh, Pattani, Mindanau, Malaya, Brunei
Darussalam, dan Makassar.
3. Kerajaan Aceh
Darussalam pernah mendapat pengakuan dari Syarif Makkah atas nama Khalifah
Islam di Turki bahwa Kerajaan Aceh adalah “pelindung” kerajaan-kerajaan Islam lainnya
di Nusantara. Karena itu seluruh sultan-sultan nusantara mengakui Sulatan Aceh
sebagai “payung” mereka dalam menjalankan tugas kerajaan.
4. Keempat, daerah Aceh
pernah menjadi pangkalan/pelabuhan Haji untuk seluruh Nusantara. Orang-orang
muslim Nusantara yang naik haji ke Mekkah dengan kapal laut, sebelum mengarungi
Samudra Hindia menghabiskan waktu sampai enam bulan di Bandar Aceh Darussalam.
Kampung-kampung sekitar Pelanggahan sekarang menjadi tempat persinggahan jemaah
haji dulunya.
5. Banyak persamaan antara Aceh (saat
itu) dengan Mekkah, sama-sama Islam, bermazhab Syafi’i, berbudaya Islam,
berpakaian Islam, berhiburan Islam, dan berhukum dengan hukum Islam. Seluruh
penduduk Mekkah beragama Islam dan seluruh penduduk Aceh juga Islam
Sumber : Wikipedia
0 komentar
Terima kasih sudah bekunjung